![](https://fbcdn-sphotos-b-a.akamaihd.net/hphotos-ak-frc3/426845_4203169007548_22687552_n.jpg)
Ngarai Sianok yang dalam jurangnya sekitar 100 m ini, membentang
sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m, dan merupakan bagian dari
patahan yang memisahkan pulau Sumatera menjadi dua bagian memanjang (patahan Semangko). Patahan
ini membentuk dinding yang curam, bahkan tegak lurus dan membentuk
lembah yang hijau—hasil dari gerakan turun kulit bumi (sinklinal)—yang
dialiri Batang Sianok (batang berarti sungai, dalam bahasa Minangkabau) yang airnya jernih. Di zaman kolonial Belanda, jurang ini disebut juga sebagai karbouwengat atau kerbau sanget, karena banyaknya kerbau liar yang hidup bebas di dasar ngarai ini.
Batang Sianok kini bisa diarungi dengan menggunakan kano dan kayak yang disaranai oleh suatu organisasi olahraga air "Qurays". Rute yang ditempuh adalah dari nagari Lambah sampai jorong Sitingkai nagari Palupuh selama kira-kira 3,5 jam. Di tepiannya masih banyak dijumpai tumbuhan langka seperti rafflesia dan tumbuhan obat-obatan. Fauna yang dijumpai misalnya monyet ekor panjang, siamang, simpai, rusa, babi hutan, macan tutul, dan juga tapir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar